Rabu, 17 Maret 2010

BUKTI-BUKTI SUSAHNYA MENGAMALKAN AMALAN BATIN


Mengamalkan syariat itu susah. Buktinya lihat saja umat Islam hari ini tidak sedikit yang tidak sholat, tidak puasa, tidak membayar zakat, tidak tahu baca Al-Quran, tidak belajar agama, tidak menutup aurat, melakukan pergaulan bebas, ambil riba, zina, arak, menipu, mengadu domba, fitnah memfitnah, dan macam-macam lagi yang semuanya sangat melanggar syariat.
Umat Islam yang ramai-ramai mengaku keislaman mereka hari ini ialah umat islam yang gagal menegakkan syiar Islam dalam kehidupan rumah tangga dan masyarakat. Bukan karena tidak tahu syariat Islam yang di perintahkan kepada mereka, tetapi mereka tidak mampu melaksanakannya.
Mereka lemah untuk melawan hawa nafsu dan setan yang kuat menarik kepada jalan-jalan kejahatan dan kerusakan. Begitu susahnya untuk mengamalkan syariat Islam, dan itulah masalah besar yang dihadapi oleh mayoritas umat Islam hari ini.
Namun melakukan Amalan batin adalah lebih susah dari itu. Sebab, ia merupakan ilmu rasa(dzauk) dan bukan ilmu kata, bukan sebutan teori, tetapi sebuah rasa hati. Bukan saja orang yang lemah syariatnya tidak dapat melaksanakannya, hatta orang yang sudah kuat syariat lahir pun masih belum dapat merasakan dan menghayatinya.
Buktinya, kita sendiri dapat merasakan. Sekalipun sedikit banyak kita sudah melakukan syariat lahir seperti shalat fardhu, shalat sunnah, puasa, zakat, haji, berjuang dan berjihad, belajar ilmu-ilmu agama hingga mengajar orang lain menutup aurat, berdakwah, dan lain-lain, namun kita masih lalai dari mengingat Allah dan tidak cinta pada-Nya, tidak ada rasa takut, hebat dan hina diri dengan Allah. Tidak sabar menghadapi ujian, tidak merasakan bahwa kuasa itu di tangan Allah , tidak merasa diri berdosa. Masih suka mengumpat, berhasad dengki, cinta dunia, tidak ada belas kasihan, tidak berlapang dada berhadapan dengan ragam manusia, sombong,pemarah, pendendam, jahat, sangka, tamak, keluh kesah, putus asa, tidak ridha dengan takdir, tidak bimbang dengan hari hisab, tidak takut neraka, tidak merasa rindu dengan surga yang penuh kenikmatan.
Di antara tanda susahnya mendapat hakikat/amalan batin:
1.     Ketika kita shalat, lahirnya kita berdiri, rukuk, dan sujud dengan mulut terkomat kamit memuji dan berdoa kepada Allah, namun hati kita(ingatan dan pikiran) di mana? Adakah juga menghadap Allah, khusyuk dan tawadhu’ serta merasa rendah dan hina diri dengan penuh pengabdian dan harapan serta malu dan takut pada Allah SWT. Ataukah hati kita justru terbang menerawang ke mana-mana dengan membelakangkan Allah Yang Maha Perkasa yang sedang di sembah?
2.    Pernahkah kita merasakan sesuatu yang indah pada saat sendirian di tempat sunyi karena mengingat Allah dan menumpukan perhatian sepenuhnya pada-Nya, merasa rendah dan hina diri, menyesali dosa dan kelalaian, mengingat-Nya sambil berazam untuk memperbayak amal bakti pada-Nya?
3.    Kalau ada orang islam yang menderita sakit atau miskin, adakah hati kita rasa belas kasihan untuk membantu atau menolong mendoakan dari jauh agar dia selamat?
4.    Pernahkah pula kita menghitung dosa-dosa lahir dan batin sambil menangis karena “istighfar” kita terlalu sedikit dibandingkan dengan dosa kita yang menyebabkan kita nanti jadi bahan bakar api neraka?
5.    Selalukah hati kita senantiasa ingat pada mati yang bisa saja mendatangi kita setiap saat karena Tuhan ingin kita selalu mencari jalan mendekatkan diri pada-Nya?
Untuk memberi jawaban pada semua persoalan-persoalan di atas merupakan hal yang susah. Karena memang , melakukan amalan-amalan batin itu sangat sulit dan rumit. Oleh karena itu, banyak orang yang tidak tahu dan tidak memperdulikannya.
Namun, bagi meraka yang betul-betul ingin mendekatkan dirinya kepada Allah , di sinilah perhatian dan minatnya tertumpu.
Dia akan berusaha tanpa jemu untuk melakukan amalan-amalan batin dan menyuburkannya sepanjang masa dengan cara Mujahadatunnafsi. Dia akan  mendidik hatinya itu supaya biasa dan suka dengan amalan batin hingga dia sanggup berkorban(mujahadah) untuk itu.

0 komentar:

Posting Komentar